Senin, 18 Juli 2011

7 Fakta Unik di Amuntai



Yuhuuuu…… terinspirasi setelah nonton 7 Fakta Unik di On the Spot Trans7, saya juga pengen nih nulis 7 fakta tentang kota Amuntai, Kal-Sel, yang bisa jadi tidak dijumpai di kota lain. Ini dia …

1.       Setiap transaksi jual beli, baik di toko atau di pasar tradisional selalu di akhiri dengan akad “tukar dan jual”. Maksudnya setelah penjual dan pembeli mencapai kesepakatan harga dan barang, maka ketika penjual menyerahkan barang dia akan berkata “ Jual lah..” sedangkan pembeli yang menyerahkan uang dan mendapat barang akan berkata “Tukar”. Jual artinya barang dijual, sedangkan tukar artinya barang dibeli.

2.       Setiap akhir dari kalimat pertanyaan, akan ditambah dengan kata “kah”. 
Misalnya, “ Handak tulak ke sekolah kah ?”. Artinya mau pergi ke sekolah ?

3.       Banyak kata dalam bahasa Banjar menyerap dari bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Misalnya : lawang (pintu, bhs Jawa), iwak (ikan, bhs Jawa), pian (kamu, dalam bhs Jawa sampeyan), banyu (air, bhs Jawa), naik (masuk ke dalam rumah, bhs Indonesia), turun (keluar rumah, bhs Indonesia), dimana (bhs Indonesia), dll.

4.       Ada semacam salah kaprah (menurutku) dalam menyebut kendaraan. Misalnya : mutur atau hunda (artinya sepeda motor), motor (mobil). Beda satu huruf saja sudah beda arti dan beda jenis kendaraan. Kalau sapida artinya sepeda, kalau trak artinya truk. Waah.. unik ya.

5.       Sejak dari kelas 1 SD, guru sudah mengajarkan cara membaca huruf yang kurang benar. Ini contohnya : huruf O dibaca O bulat, huruf U dibaca O pecah. Setahuku O dibaca O, dan U dibaca U. Tidak ada embel-embel pecah dan bulat.

6.       Orang Amuntai (dan orang Banjar juga) lebih suka membangun rumahnya berbentuk rumah panggung dari kayu. Katanya sih lebih adem dan mengantisipasi kalau banjir.

7.       Orang Amuntai banyak yang susah mengucapkan huruf R.




0 komentar:

Posting Komentar