Rabu, 18 Agustus 2010

Ayo…sayangi bumi.

Membaca sebuah surat kabar ibukota hari ini sungguh menyesakkan dada. Bagaimana tidak, di halaman pertama saja sudah disuguhi berita-berita (saya tulis dobel karena dari empat berita di halaman pertama, tiga diantaranya tentang lingkungan yang semakin memprihatinkan) tentang kerusakan alam. Ada berita tentang ribuan hektar sawah yang terancam hilang, tentang prakiraan pada tahun 2050 nanti ratusan pulau di Indonesia yang terancam hilang karena kenaikan muka laut, tentang abrasi pantai di Bali, belum lagi tentang polusi udara di ibukota Jakarta karena kemacetan yang semakin menggila.

Sudah saatnya kita membuka mata lebar-lebar, semua itu ada di sekitar kita. Tidak secara eksplisit memang, karena mungkin kita tidak berada di Jakarta yang setiap hari macet atau di Bali yang pariwisata utamanya laut dan pantai tetapi sekarang sedang mengalami abrasi pantai.

Banyak hal kecil yang bisa kita lakukan demi bumi satu-satunya yang kita huni sekarang. Saya seorang ibu rumah tangga, yang bisa saya sumbangsihkan untuk alam tentu saja tidak jauh dari urusan rumah. Saya menggunakan listrik seperlunya, karena bisa mengurangi pemakaian listrik. Ketika belanja sayur di depan rumah, saya paling tidak suka jika diberi kantong kresek berlebih. Karena plastik tidak bisa terurai oleh tanah, makanya saya minimalkan penggunaan plastik. Biasanya satu kantong ikan sekalian juga saya masuki sayur atau yang lainnya. Tidak perlu satu kantung untuk sayur, satu untuk tempe, satu untuk ikan, dsb. Kalau sedang belanja di pasar saya selalu membawa bekal kantung dari rumah. Kantung itu pun berupa kantung/tas daur ulang dari bungkus kecap dan bungkus cairan cuci piring.

Tas dengan merk Trashion ini saya beli di sebuah pusat perbelanjaan besar. Harganya memang sedikit lebih mahal daripada tas kresek kebanyakan. Ini yang saya beli ukuran panjang 35 cm, lebar 10 cm dan tingginya 40 cm harganya Rp 27.000,-. Tapi menurut saya harga segitu sebanding lah dengan panjang dan sulitnya membuat tas daur ulang seperti ini. 



Dari informasi yang pernah saya lihat di televisi, awal pembuatan tas ini dimulai dengan mensortir sampah yang masih layak pakai, kemudian di cuci sampai bersih. Selanjutnya sampah-sampah tersebut di gunting sesuai pola. Ada yang dibuat tas belanja, celemek masak, dompet, dll. Dan bagian yang tersulit adalah menjahit, karena tidak seperti kain yang mudah dijahit. Untuk menjahit sampah plastik ini digunakan benang dan jarum juga khusus. Nah.. jarum ini lah yang sering memakan korban. Maksudnya jarumnya sering patah gitu. Kalo benangnya pakai benang nilon.

 
Atau tas yang seperti ini juga ada.


Baru-baru ini saya beli barang di sebuah supermarket (HERO), dan seperti biasa selalu diberi kantong kresek putih. Tapi saya amati kantong ini tidak seperti biasanya, ada tulisan apa ya..



Oooww… ternyata plastiknya ramah lingkungan. Begini nih tulisannya : 

GREEN for LIFE. 
We use eco friendly bags that will degrade in less than 2 years. While ordinary plastic bags last for more than 500 years giving it a chance to clog our rivers, this plastic bag will degrade within 2 years. 
Join us in saving our environment. Join us in preserving life.

Kurang lebih artinya begini : plastik ini akan terurai dalam waktu kurang dari 2 tahun. Sementara plastik yang biasa baru bisa terurai setelah 500 tahun mengotori sungai. Mari selamatkan lingkungan kita.
 Bagus juga ni supermarket yang mau membuat plastik yang ramah lingkungan,  bisa dicontoh tuh sama supermarket lainnya yang pasti memberi kantong  plastik untuk pembelinya.

Kantong plastik ini berbahan polyethylene turunan minyak bumi yang ditambah dengan aditif dengan komposisi 10 % sehingga akan terurai secara alami dalam 2 tahun.

Contoh kecil lainnya yang saya lakukan adalah berjalan kaki. Sekarang ini saya tinggal di komplek perumahan dan jarak dari rumah saya ke gerbang komplek lumayan jauh, ada sekitar 300 meter. Kalau saya perlu membeli sesuatu di toko depan komplek, saya cukup berjalan kaki saja, tidak perlu pakai sepedamotor. Sambil mengurangi polusi juga bisa say hai dengan ibu-ibu komplek yang lain.
Berkendara tidaklah salah. Namun pergunakan kendaraan yang berbahan bakar fosil itu dengan lebih bijaksana. Jika masih terjangkau dengan berjalan atau bersepeda, kenapa harus pakai sepedamotor?. Selain lebih sehat dan mengurangi polusi, juga mengurangi penggunaan bensin.

Ayo... Anda juga pasti bisa melakukan yang lebih baik dari saya.
Mari selamatkan bumi dengan sekecil apapun yang bisa kita lakukan.

Save the Earth. ^_^

1 komentar: