Selasa, 24 Agustus 2010

KILAS IPTEK

Bulan Menyusut Perlahan

Ukuran bulan diperkirakan meyusut sekitar 100 meter dalam beberapa milyar tahun terakhir. Kecilnya penyusutan menyebabkan berkurangnya ukuran bulan itu tidak terlihat. Susutnya bulan diketahui dari studi sejumlah ilmuwan pada 14 lereng terjal atau jurang di bulan.

Thomas R Watters dari Pusat Studi Bumi dan Keplanetan di Museum Nasional Udara dan Ruang Angkasa Smithsoian, (Jumat 22/8/2010) mengatakan tinggi lereng terjal di bulan cenderung memendek, sedangkan panjangnya justru bertambah hingga membentuk kawah-kawah kecil. Sebaliknya kawah kecil di bulan cenderung lenyap. Penyusutan itu menunjukkan bulan masih aktif.

“Penyusutan ini tidak berdampak apapun bagi bumi,” ujarnya.
***



Lebih Tua di Ruang Angkasa

Para ilmuwan NASA mengatakan, setelah tinggal selama 6 bulan di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) para astronot bisa menjadi amat lemah seperti seorang yang berusia 80 tahun. Penelitian dilakukan menyusul rencana NASA untuk mengirimkan astronot pada perjalanan ke Mars dan ke sejumalah asteroid yang memakan waktu lebih lama lagi.

***
 

Getah Pisang Sembuhkan Luka


Sekelompok mahasiswa Kedokteran Gigi UGM, Yogyakarta membuktikan bahwa getah pisang bisa mempercepat proses penyembuhan luka.

Dengan konsentrasi getah batang pisang 80%, luka lebih cepat tertutup 30-60 %. Dalam penelitian ini memenangi medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa 2010 Kementrian Pendidikan Nasional pada Juli lalu, kategori Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian.

Salah satu mahasiswa peneliti, Rahma Ningsih (21) mengatakan penelitian ini awalnya terisnpirasi kebiasaan masyarakat di pedesaan Kandangan, Sayegan, Kab. Sleman Yogyakarta yang merawat luka dengan mengoleskan getah batang pisang.

Menyesuaikan dengan jurusan mereka (Kedokteran Gigi) maka penelitian difokuskan pada penyembuhan luka setelah pencabutan gigi. Penyembuhan pasca pencabutan gigi perlu dipercepat karena berpotensi infeksi jika terlalu lama.

Menurut mereka pisang yang digunakan bisa dari jenis apapun karena kandungannya relatif sama. Getah pisang diketahui mengandung 3 unsur yang berguna mempercepat penyembuhan luka yaitu saponin, flavonoid dan asam askorbat.

Saponin berfungsi meningkatkan pembentukan pembuluh darah baru pada luka sehingga suplai oksigen dan nutrisi lebih banyak.

Asam askorbat berfungsi memperkuat dan mempercepat pertumbuhan jaringan ikat (kolagel) baru.

Sedangkan flavonoid berfungsi memperpendek waktu peradangan (inflamasi) yang dapat menghambat penyembuhan.

Dijelaskan pula, bahwa apabila digunakan dalam bentuk segar penyembuhan bisa lebih lama karena konsentarasi air sangat tinggi. Lebih baik bila sudah diolah menjadi salep dengan konsentrasi 80 %. Dalam peneliitan ini getah pisang raja (Musa sapientum) diujicobakan pada marmot. Dengan salep luka pencabutan gigi terbukti lebih cepat sembuh dari 15 hari menjadi 5 sampai 10 hari.

Khasiat diperkirakan akan sama pada luka di bagian tubuh lainnya karena proses penyembuhan luka pada dasarnya sama.

***



Plester vaksin kelak akan gantikan jarum suntik.


Zaman masih sekolah dasar, sekitar tahun 80-90 an yang paling aku takuti ketika pergi ke dokter adalah jarum suntik. Walaupun ‘sekedar’ sakit panas, sang dokter tanpa babibu langsung aja menyuntik. Dan sakitnya itu wadaaawww… bikin pegel kalo duduk. Kalau sekarang biasanya dokter akan tanya dulu mau suntik atau obat, ya jelas saja dengan mantap kujawab obat aja dok.

Nah tulisan singkat berikut sedikitnya akan mengurangi trauma jarum suntik, buat Anda atau kelak anak cucu. Tulisan ini diambil dari surat kabar Kompas hari Selasa 20 Juli 2010.

Plaster vaksin kelak akan mengakhiri peran jarum suntik dalam vaksinasi. Model itu juga meningkatkan efektivitas imunisasi. Sekelompok peneliti dari Amerika mengembangkan plester dengan ditempeli seratus jarum mikroskopik yang panjangnya hanya 0,65 mm atau tidak sampi 1 cm.

Bahkan dalam percobaan menggunakan tikus, cara tersebut menghasilkan respons imun yang lebih baik daripada cara konvensional dengan suntikan. Dengan adanya plester itu, nantinya orang dapat memvaksinasi diri mereka sendiri dan terhindar dari rasa sakit akibat jarum suntik. Plester itu dikembangakn di Emory University dari Georgia Institute of Technology, Sean Sullivan. Salah seorang penelitinya mengatakan, model plester itu akan memudahkan vaksinasi skala besar, terutama ketika terjadi pandemik. Tidak dibutuhkan pula pelatihan tenaga kesehatan secara khusus. Jarum mikro yang digunakan juga didesain larut ke dalam kulit sehingga tidak ada sampah jarum. Peneliti lainnya, Profesor Richard Compans dari Emory Univeristy Medical School, mengatakan, vaksin sebetulnya tidak harus masuk terlalu dalam karena ada sel kekebalan tubuh yang hanya berada di bawah kulit.
***


Otak Kanan dan Kompleksitas Tulisan Arab


Salah satu fungsi otak kanan adalah untuk menangkap obyek visual, termasuk huruf. Namun khusus untuk tulisan Arab, otak kanan tak digunakan untuk mengenali dan membaca huruf akibat kompleksnya huruf Arab. Karena itu, untuk membaca tulisan Arab dibutuhkan kemampuan lebih tingggi dibandingkan membaca tulisan dalam bahasa Inggris.

Temuan itu di dasarkan atas studi berkelanjutan Departemen Psikologi bersama Pusat Penelitian Otak untuk Studi Ketidakmampuan Belajar Edmond J Safra di Universitas Haifa, Israel, selama lebih dari 10 tahun terakhir. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Neuropsychology itu menunjukkan, kemampuan membaca tulisan Arab lebih berat dibandingkan tulisan bahasa lain.

Untuk membandingkan komplesitas tulisan Arab, Prof. Zohar Eviatar dan Raphiq Ibrahim membandingkan kecepatan dan akurasi membaca sejumlah anak dan orang dewasa yang bahasa ibunya bahasa Arab, bahasa Ibrani (sebagai bahasa yang mirip dengan bahasa Arab) dan bahasa Inggris. Mereka juga menguji kecepatan dan akurasi anak-anak dengan bahasa ibu bahasa Arab untuk mengeja huruf dalam tulisan Arab, Ibrani dan Inggris. Hasilnya, otak kanan yang biasa digunakan dalam proses membaca dalam bahasa Inggris dan Ibrani ternyata tak digunakan dalam mengenali huruf tulisan Arab.
***


Jalan Cepat untuk Cegah Kanker

Ribuan kasus kanker payudara dan kanker perut dapat dicegah setiap tahunnya jika masyarakat rajin berolahraga. Menurut hasil penelitian dan data dari para peneliti di The World Cancer Research Fund (WCRF), 5500 kasus kanker payudara dapat dicegah per tahun dengan olahraga cukup sekitar 45 menit.

Jenis kanker tertentu seperti kanker payudara dan kanker perut lebih jarang di kalangan orang yang teratur berolahraga. Salah satu olahraga sederhana dan murah yang dianjurkan adalah berjalan kaki dengan gaya jalan bergegas tergopoh-gopoh (brisk walking). Aktifitas lainnya yang mempunyai manfaat sama adalah bersepeda, berenang, menari dan berkebun.
***


Sayur Turunkan Risiko Kanker pada Perokok

Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran dapat mengurangi risiko kanker paru-paru bagi perokok. Demikian hasil penelitian yang dipublikasikan di sebuah jurnal Asosiasi Amerika untuk Penelitian Kanker. Penelitian melibatkan lebih dari 450.000 orang di Eropa, termasuk di antaranya 1.600 orang yang di diagnosis menderita kanker paru-paru.
***


Burung Pencetak Rekor Terbang

Mungkinkah terbang sejauh 11.000 km tanpa sekalipun beristirahat? Itu dilakukan burung bar-tailed godwit (Limosa lapponica) si pemegang rekor terbang paling jauh. Kemampuan terbangnya melebihi pesawat mana pun ciptaan manusia. Setiap musim gugur, bar-tailed godwit nekat terbang selama 8 hari dari Alaska ke Selandia Baru. Burung-burung itu terbang nonstop tanpa istirahat, tidur atau makan. Kemudian ketika musim semi tiba mereka kembali menempu 11.000 km untuk kembali ke Alaska.

Professor ekologi dari Lund University, Anders Hedenstrom mengatakan kemampuan terbang nonstop itu antara lain dikarenakan burung-burung itu mengonsumsi energi yang sangat sedikit dan tidak bisa dibandingkan dengan spesies burung lain. Hendenstrom mengalkulasi burung itu mengonsumsi 0,41 % dari berat tubuhnya per jam.
***


Sumber : KOMPAS

0 komentar:

Posting Komentar