Kamis, 26 Agustus 2010

Sumpit

Pemerintah China pusing karena sumpit. Negara yang memiliki kebiasaan makan dengan sumpit itu rupanya sudah gencar mengkampanyekan pelanggaran sumpit sekali pakai yang terbuat dari bambu dan kayu karena dinilai merusak lingkungan. China telah berkali-kali mengalami banjir besar dan tanah longsor.

Soal sumpit ini menjadi urusan Kementrian Perdagangan China bersama dengan 6 kementrian lainnya. Perusahaan yang masih memproduksi sumpit sekali pakai akan mendapatkan hambatan dan larangan dari pemerintah setempat.

Dengan jumlah penduduk mencapai 1,3 miliar, China setiap tahun membuang 45 miliar pasang sumpit, atau sekitar 130 juta pasang sumpit per hari. Pegiat lingkungan Greenpeace China memperkirakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus tersedia 100 are lahan pohon bambu dan harus diperbaharui setiap 24 jam.

Bayangkan saja, hutan yang lebih luas dari lapangan Tiananmen (lapangan di China) atau setara 100 lapangan sepakbola harus dikorbankan setiap harinya hanya untuk menyediakan sumpit.

Penggundulan hutan merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi China saat ini. Pemerintah telah meluncurkan kampanye “Bawa Sendiri Sumpitmu”.

Tetapi tampaknya sungguh sulit menghilangkan kebiasaan menggunakan sumpit sekali pakai ini antara lain karena lebih murah dibandingkan dengan biaya pencucian untuk sumpit besi atau plastik yang dapat digunakan berulang kali. Nah, pilih sumpit bambu atau sumpit plasitk?.

Sumber : Kompas

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. ga pernah pake sumpit, paling top pake sendok. seringnya pake tangan. huueeehehehehe..

    BalasHapus